Selasa, 26 April 2011

Ku Harap tak Bersisa


Setiap malam
selalu ku berharap
pekat malam mampu bersihkan awan
tapi awan itu tetap kembali dengan nakal
tak peduli jeritan malam
yang telah jenuh terhadapnya
sering malam menangis
awanpun bersembunyi

meski akhirnya datang kembali
Setiap detikan jarum jam
selalu ku berharap
jarum jam mampu menepis
awan lelah yang tak pernah lelah memayungi
dan jarum panjangnya
ku harap bisa buyarkan awan itu
dan melemparnya hingga jauh
Setiap hujan
selalu ku berharap
rintikannya bisa cairkan awan
yang semakin hari semakin tebal
dengan segenap asa yang dikandungnya
pun dengan dinginnya
ku harap bisa tuk luluhkan
hati panas akibat reaksi hebat
dalam setiap detaknya
Setiap kemarau
selalu ku berharap
panasnya mampu keringkan sumber air
hingga ia tak mampu
cerminkan bayang awan
akupun berharap
pepohonan keringnya
mampu gugurkan semangat awan
untuk menurunkan hujan
Dan setiap saat
selalu ku berharap
aku mampu membuang asa
dan menghapus bayang semu
awan cinta yang belum saatnya.

Tasikmalaya, 26 April 2011 pukul 19:00 WIB
Dengan hati jenuh karena belum bisa menggiring awan semu

Putri Novianti
readmore »»  

Minggu, 24 April 2011

Segurat Keindahan


Entah…
Jangan tanyakan lagi
Karena aku tak tahu
Itu terjadi di bawah garis sadar
Bendungan alam sadar
Tak kuasa menahan
Mengalir lemah namun meyakinkan
Perlahan namun menjanjikan
Entah…
Jangan tanyakan lagi
Tak ada jawaban tersaji
Bibir kaku kedap kata
Tak terucap
Meski sehuruf saja
Rupanya…
Persediaan kata telah habis sebelum saatnya
Mungkin tak cukup
Untuk melukis segenap keindahan
Ya… hanya segurat yang Tuhan titipkan
Itupun tak sebesar gurat di tangan
Segurat itu…
Mampu kalahkan jutaan gurat keindahan
Bahkan…
Bidadari surga pun iri
Karena mereka tak memiliki
Sesuatu yang tersimpan indah
Sesuatu yang tak banyak dimiliki
Yakni…
Menjaga diri dan kehormatan.


Tasikmalaya, 24 April 2011
Dengan keinginan kuat untuk dapat menjaga diri dan kehormatan



Putri Novianti
readmore »»  

Segurat Keindahan


Entah…
Jangan tanyakan lagi
Karena aku tak tahu
Itu terjadi di bawah garis sadar
Bendungan alam sadar
Tak kuasa menahan

Mengalir lemah namun meyakinkan
Perlahan namun menjanjikan
Entah…
Jangan tanyakan lagi
Tak ada jawaban tersaji
Bibir kaku kedap kata
Tak terucap
Meski sehuruf saja
Rupanya…
Persediaan kata telah habis sebelum saatnya
Mungkin tak cukup
Untuk melukis segenap keindahan
Ya… hanya segurat yang Tuhan titipkan
Itupun tak sebesar gurat di tangan
Segurat itu…
Mampu kalahkan jutaan gurat keindahan
Bahkan…
Bidadari surga pun iri
Karena mereka tak memiliki
Sesuatu yang tersimpan indah
Sesuatu yang tak banyak dimiliki
Yakni…
Menjaga diri dan kehormatan.


Tasikmalaya, 24 April 2011
Dengan keinginan kuat untuk dapat menjaga diri dan kehormatan
readmore »»  

Ingatkah Kau Akan Satu Hal?

Ingatkah kau akan satu hal?
Sepele namun sering terlupakan
Terkesan mudah tapi susah
Ini mengenai, menyangkut, dan tentang
Kita...
Mungkin kau dan aku lupa
Disaat hidup terasa kosong
Kita terlena dalam buaian
Hingga satu hal ini tersisih
Bahkan terinjak

Ingatkah kau akan satu hal?
Dirasa taak penting tapi luar biasa penting
Terkesan ringan tapi sungguh berat
Disaat orang lain yang merasakan
Hal ini sering kau dan aku ucapkan
Tapi...
Disaat kau dan aku mengalaminya
Hidup hampa tak bermakna
Saat kecewa dan gagal menjadi santapan
Kita akrab dengan frustasi
Mengeluh dan mengutuk
Hingga Tuhan terlupakan

Ingatkah kau akan satu hal?
Sederhana namun istimewa
Manis tapi pahit pada praktiknya
Disaat keberhasilan tak kunjung
Disaat kegagalan sering berkunjung
Lisan sering mengutuk
Yang tercetak dalam pikiran
hanya gema yang berkata,
"Kau tak akan jadi pemenang"
Hingga akhirnya kau dan aku lupa
Bahwa...
Kita tercipta bukan untuk menyerah.

readmore »»  

Selasa, 12 April 2011

Paras Surgawi


Gurat itu…
semakin hari semakin jelas
seolah mendongeng
betapa tampan parasmu

betapa segar aroma wajahmu
mahkota indah itu…
telah nampak memudar
bagai kalkulus usia yang telah usang
mata itu…
masih nampak bercahaya
walau kabut tipis menerpanya
bibir itu…
masih terlihat memesona
berkat alunan dzikir yang tak pernah lekang
kulit wajah itu…
masih begitu segar
berkat sapuan air wudhu
lipatan halus di kulit itu…
jelas nampak, namun…
tak sedikitpun mengurangi pesonamu
tangan dan kaki itu masih kokoh
kegagahan itu pun masih rapi tersimpan
sungguh…
paras surgawi terpancar darimu.
Senyummu ikhlas, tawamu lepas
pesonamu sungguh tak berbatas
meski kau tak segagah dulu
berseragam dan angkat senjata
namun tak sedikitpun cintamu berkurang
kasihmu tulus tak berbayar
sedang cintamu…
terbias lewat perlindungan
terangkum lewat kata yang sahaja
dan terukir dalam segenap jiwa
jiwa yang tak henti berharap
agar engkau selalu dalam lindungan-Nya.

Tasikmalaya, 12 April 2011 Pukul 20.30 WIB
Untuk eyangku tercinta, H. Gandjar Suganda


Putri Novianti
readmore »»