semakin hari semakin jelas
seolah mendongeng
betapa tampan parasmu
betapa segar aroma wajahmu
mahkota indah itu…
telah nampak memudar
bagai kalkulus usia yang telah usang
mata itu…
masih nampak bercahaya
walau kabut tipis menerpanya
bibir itu…
masih terlihat memesona
berkat alunan dzikir yang tak pernah lekang
kulit wajah itu…
masih begitu segar
berkat sapuan air wudhu
lipatan halus di kulit itu…
jelas nampak, namun…
tak sedikitpun mengurangi pesonamu
tangan dan kaki itu masih kokoh
kegagahan itu pun masih rapi tersimpan
sungguh…
paras surgawi terpancar darimu.
Senyummu
ikhlas, tawamu lepas
pesonamu sungguh tak berbatas
meski kau tak segagah dulu
berseragam dan angkat senjata
namun tak sedikitpun cintamu berkurang
kasihmu tulus tak berbayar
sedang cintamu…
terbias lewat perlindungan
terangkum lewat kata yang sahaja
dan terukir dalam segenap jiwa
jiwa yang tak henti berharap
agar engkau selalu dalam lindungan-Nya.
pesonamu sungguh tak berbatas
meski kau tak segagah dulu
berseragam dan angkat senjata
namun tak sedikitpun cintamu berkurang
kasihmu tulus tak berbayar
sedang cintamu…
terbias lewat perlindungan
terangkum lewat kata yang sahaja
dan terukir dalam segenap jiwa
jiwa yang tak henti berharap
agar engkau selalu dalam lindungan-Nya.
Tasikmalaya,
12 April 2011 Pukul 20.30 WIB
Untuk eyangku tercinta, H. Gandjar Suganda
Untuk eyangku tercinta, H. Gandjar Suganda
Putri
Novianti

Tidak ada komentar:
Posting Komentar